Peran dan Kolaborasi antara Guru dan orang tua dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan adalah hak setiap anak. Semua anak berhak mendapatkan pendidikan baik anak dari keluarga berekonomi menengah keatas ataupun anak dari keluarga menengah kebawah. itupun berlaku kepada anak kerkebutuhan khusus, mereka  berhak atas pendidikan yang layak dan mendapatkan bimbingan dan dukungan dari orang-orang terdekat terutama orang tua. Karena kurangnya pengetahuan orang tua akan cara mimbimbing ABK dalam belajar, banyak dari mereka(orang tua ABK) acuh akan pendidikan anak dan menyerahkan semua tangung jawab pendidikan anak ABK kepada seorang guru. Tak jarang juga banyak orang tua yang tidak memahami bahkan tidak tahu kekurangan atau masalah yang di hadapi oleh anak dan menyekolahkannya di sekolah yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak. oleh karna itu perlu adanya keterbukaan pemikiran dari orang tua dan  Kolaborasi yang baik antara orang tua dan pendidik khususnya guru agar ketidak kesesuaian penanganan terhadap pendidikan anak ABK bisa di minimalisir.

Peran orang tua dalam pendidikan anak sangat lah penting, sebagai orang tua kita tak boleh acuh terhadap pendidikan anak baik anak kita adalah anak yang normal maupun anak yang memiliki kebutuhan khusus, berikut beberapa peren orang tua dalam pendidikan anak terutama pendidikan anak ABK:

  1. Sebagai sumber maksudnya di sini adalah menjadi sumber data yang lengkap dan benar mengenai diri anak dalam usaha intervensi perilaku anak.
  2. Sebagai diagnostisian adalah penentu karakteristik, jenis kebutuhan khusus dan berkemampuan melakukan treatmen, terutama di luar jam sekolah. dalam hal ini guru dan orang tua mempunyai tugas untuk berkolaborasi dalam memberikan informasi tentang perkembangan, keterampilan, motivasi, rentang perhatiannya, penerimaan sosial, dan penyesuaian emosional anak, yang dapat diperoleh dengan mengisi rating scale tentang perilaku anak pada waktu identifikasi dan assesmen.
  3. orang tua juga berperan menjadi pendamping utama anak berkebutuhan khusus dalam menerima dan memanfaatkan fasilitas pendidikan yang sudah di berikan oleh pendidik di sekolah.
  4. orang tua berperan sebagai orang yang paling mengerti,mengusahakan, dan menjaga hak anak dalam kesempatan mendapat layanan pendidikan sesuai dengan karakteristik khususnya.
  5. dan yang terakhir orang tua berperan sebagai guru untuk anak-anaknya di luar jam belajar di sekolah dan menjadi fasilitator dalam pendidikan anak di luar jam sekolah.

Itulah beberapa peran yang harus menjadi tanggung jawab orang tua atau wali murid dari ABK . peran guru dalam mendidik ABK juga tak jauh berbeda dengan orang tua, guru juga berperan menjadi sumber belajar, pembimbing, fasilitator dll. namun peran tersebut hanya bisa di lakukan oleh guru di dalam jam sekolah, sesampainya anak di rumah orang tua harus mau melaksanakan perannya dengan baik, agar ABK bisa mengembangkan potensi yang dimilinya semaksimal mungkin. oleh karna itu perlu adanya kolaborasi atau kerjasama yang baik antara pihak pengajar dan orang tua peserta didik.

Guru dan orang tua adalah pondasi utama pendidikan setiap anak. Di sekolah, guru menjadi panutan utama dan menjadi fasilitator dalam pendidikan anak dan ketika sampai di rumah sumua peran di atas berpindah menjadi tanggung jawab orang tua. oleh karna itu agar pendidikan anak berjalan dengan lancar perlu adanya kolaborasi yang baik antara pendidik dan orang tua dalam membimbing anak mendapatkan pendidikan yang baik.

Berikut beberapa hal yang bisa di lakukan oleh pihak sekolah agar terjalin kerjasama yang baik antara guru dan orang tua ABK:

  1. adanya kunjungan rutin oleh guru ke rumah ABK untuk mengetahui kesulitan yang di alami orang tua dalam membimbing anaknya atau hanya sekedar shering atau sebagainya.
  2. selanjutnya melaksanakan forum diskusi antara guru dan orang tua murid yang bisa di adakan di sekolah bisa setahun 2 kali setiap akhir semester. hal ini di perlukan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
  3. menyelenggarakan pentas seni atau pagelaran untuk anak-anak berkebuhan khusus yang melibatkan orang tua agar terjalin keharmonisan dan kepedulian dari orang tua dan anak.
  4. Mengadakan family gathering antara orang tua-orang tua murid. hal ini berguna untuk meningkatkan kekompakan antar wali murid dan memotivasi orang tua bahwa mereka tidak sendiri dalam membimbing anak berkebutuhan khusus.

Selain hal-hal di atas,perlakuan guru dan orang tua murid dalam membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak dan memfasilitasi tumbuh kembang anak agar mencapai perkembangan yang optimal perlu dilakukan diantaranya dengan cara:

  1. menerima kekurangan anak apa adanya dan menjadikannya motivasi agar terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.
  2. menyayangi ABK dengan tulus dan tidak menganggap mereka berbeda dengan anak normal pada umumnya dalam segala hal.
  3. tidak memaksakan anak untuk mampu melihatkan perubahan atau kemajuannya dalam belajar.
  4. tidak membebani anak dengan target pembelajaran yang harus di capai.

Itulah beberapa hal yang perlu di lakukan oleh guru maupun orang tua dalam memperjuangkan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Tentu banyak kendala yang harus di hadapi tp jika bukan kita sebagai pendidik dan kesadaran kita sebagai orang tua siapa lagi yang bisa menolong anak-anak berkebutuhan khusus itu dalam menjalani hidup yang layak seperti anak-anak pada umumnya. tetap semangat dan terus berjuang, salam sejahtera guru-guru Indonesia.

Tinggalkan Balasan